PT. UNILEVER TBK.
Sejarah Unilever TBK.
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember
1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh
Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur
Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember
1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22
Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934
Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian
dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT
Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan,
pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang
Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan
kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT. UNILEVER
Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER
memiliki strategi – strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar
perusahaan, strategi itu antara lain:
1. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH
Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik
menggunakan sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi
pemimpin bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart mengirimkan
pesanan atas barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan
membayar pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan mencatat kode
barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian
langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan dari
semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses
daa penjualan dan persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem
inimampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari
menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.
2. DIFERENSIASI PRODUK
Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru,
tetapi Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya. Baik itu kemasan yang
botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya.
3. BERFOKUS PADA PELUANG PASAR
Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda
dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan
barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti
kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada
masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing
lainnya.
4. MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK
Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung
dari pemasok terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk
memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok. Selain itu
Unilever juga melakukan
Tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll
Tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll
Strategi Promosi yang dapat dilakukano leh PT.Unilever yaitu:
1.Periklanan
2.Promosi Penjualan
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
4.Penjualan Secara Pribadi
2.Promosi Penjualan
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
4.Penjualan Secara Pribadi
VISI DAN MISI
Visi
• Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap
hari. Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih
menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga
bagi orang lain.
• Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia.
• Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
• Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini.
• Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini.
• Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia.
• Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
• Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini.
• Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini.
Misi
• Kemajuan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai
dari visi dan misi perusahaan, bisnis plan dan dalam edisi ini Human Capital
akan membahas mengenai succession plan atau rencana suksesi. Untuk menggali
pengalaman mengenai rencana suksesi ini rasanya sangat wajar jika kita coba
berkaca pada perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia.
• Bagi PT. Unilever Indonesia, rencana suksesi dianggap sangat penting karena berkaitan dengan kelangsungan perusahaan. “Rencana suksesi itu menurut saya sangat penting karena kami beroperasi jangka panjang bukan hanya operasi satu atau dua tahun,” tutur Joseph Bataona, Human Resources Director PT. Unilever Indonesia.
• Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan Joseph, pertama karena pertumbuhan perusahaan ke depan harus melihat apakah perusahaan akan punya karyawan yang sama atau mengalami pertambahan atau pengurangan, kedua apakah perusahaan mempunyai stock tenaga kerja dan apakah stock ini akan cukup atau perlu ditambah atau mungkin orangnya tetap sama tetapi perlu dididik lagi untuk memenuhi requirement di tahun mendatang. Dalam konteks unilever, sejak awal tahun 70-an telah mempunyai program untuk merekrut fresh graduate dari perguruan tinggi.
• Bagi PT. Unilever Indonesia, rencana suksesi dianggap sangat penting karena berkaitan dengan kelangsungan perusahaan. “Rencana suksesi itu menurut saya sangat penting karena kami beroperasi jangka panjang bukan hanya operasi satu atau dua tahun,” tutur Joseph Bataona, Human Resources Director PT. Unilever Indonesia.
• Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan Joseph, pertama karena pertumbuhan perusahaan ke depan harus melihat apakah perusahaan akan punya karyawan yang sama atau mengalami pertambahan atau pengurangan, kedua apakah perusahaan mempunyai stock tenaga kerja dan apakah stock ini akan cukup atau perlu ditambah atau mungkin orangnya tetap sama tetapi perlu dididik lagi untuk memenuhi requirement di tahun mendatang. Dalam konteks unilever, sejak awal tahun 70-an telah mempunyai program untuk merekrut fresh graduate dari perguruan tinggi.
ANALISIS SWOT PADA PT. UNILEVER TBK.
- Kekuatan (Strengths)
1.Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan
menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang,
sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk
tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan
tersebut.
2.PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3.Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4.Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran.
5.Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice cream.
6.Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7.PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8.PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
2.PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)
3.Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.
4.Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran.
5.Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice cream.
6.Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.
7.PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani.
8.PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.
- Kelemahan (Weaknesses)
1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa
tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi
kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri.
Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan
ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM,
keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat
berorientasi komersial.
2.Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3.Jumlah karyawan yang tambun.
4.Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5.Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6.Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7.Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8.Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
2.Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.
3.Jumlah karyawan yang tambun.
4.Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
5.Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.
6.Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.
7.Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
8.Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.
- Kesempatan (Opportunities)
1.Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang
menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%.
2.Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
3.Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
4.Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
5.Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
6.Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7.Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8.Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
2.Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua.
3.Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.
4.Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.
5.Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan.
6.Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.
7.Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.
8.Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.
- Ancaman (Threats)
1.Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti
minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang
disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya.
2.Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
3.Melemahnya daya beli konsumen.
4.Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5.Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
6.Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7.Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8.Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri.
9.Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
10.Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11.Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
3.Melemahnya daya beli konsumen.
4.Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina.
5.Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk.
6.Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
7.Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.
8.Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri.
9.Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan.
10.Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
11.Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa
faktor baik faktor internal
maupun faktor eksternal yang dapat mendukung kegiatan perusahaan tersebut dalam
rangka mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak manajemen
perusahaan didapatkan beberapa faktor yang dapat menunjang kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuannya, yaitu :
maupun faktor eksternal yang dapat mendukung kegiatan perusahaan tersebut dalam
rangka mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak manajemen
perusahaan didapatkan beberapa faktor yang dapat menunjang kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuannya, yaitu :
Faktor Strenghts (Kekuatan)yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
1.Kualitas produk yang baik
2.Promosi produk yang menarik
3.Pilihan produk yang bervariasi
4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
5.Memiliki modal yang kuat
1.Kualitas produk yang baik
2.Promosi produk yang menarik
3.Pilihan produk yang bervariasi
4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
5.Memiliki modal yang kuat
Faktor Weaknesses (Kelemahan) yang dimiliki oleh perusahaan adalah
:
1. Sering terjadi keterlambatan pengiriman barang di toko/store.
2. Sering terjadi overstock barang (kelebihan persediaan)
3. Harga produk yang relatif mahal dibanding kompetitor
4. Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi
5. Sirkulasi keuangan yang sering terganggu.
1. Sering terjadi keterlambatan pengiriman barang di toko/store.
2. Sering terjadi overstock barang (kelebihan persediaan)
3. Harga produk yang relatif mahal dibanding kompetitor
4. Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi
5. Sirkulasi keuangan yang sering terganggu.
Faktor Opportunities(Peluang) yang dimiliki oleh perusahaan adalah
:
1.Percepatan teknologi yang mendukung promosi
2.Pangsa pasar yang luas
3.Loyalitas masyarakat akan produk tinggi
4.Masyarakat sudah mengenal produk Rinso.
5.Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia.
1.Percepatan teknologi yang mendukung promosi
2.Pangsa pasar yang luas
3.Loyalitas masyarakat akan produk tinggi
4.Masyarakat sudah mengenal produk Rinso.
5.Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia.
Faktor Threats (Ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
1.Banyak pesaing baru dengan produk sejenis
2.Harga produk sejenis yang lebih murah
3.Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko
4.Promosi perusahaan pesaing yang besar-besaran
5.Birokrasi pemerintah tentang perluasan perusahaan.
1.Banyak pesaing baru dengan produk sejenis
2.Harga produk sejenis yang lebih murah
3.Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko
4.Promosi perusahaan pesaing yang besar-besaran
5.Birokrasi pemerintah tentang perluasan perusahaan.
Faktor Strenghts (Kekuatan)yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
1.Kualitas produk yang baik
Kualitas produk yang ditawarkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk baik karena
PT Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen memberikan pelayanan secara konsisten dengan
menawarkan dari segi kualitas, yang aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produknya
danpelayanan- pelayanan diberi label, diiklankan dan dikomunikasikan secara tepat dan produk
produk tersebut telah melewati standar mutu dan sertifikasi produk.
2. Promosi produk yang menarik Promosi produk Rinso
Kualitas produk yang ditawarkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk baik karena
PT Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen memberikan pelayanan secara konsisten dengan
menawarkan dari segi kualitas, yang aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produknya
danpelayanan- pelayanan diberi label, diiklankan dan dikomunikasikan secara tepat dan produk
produk tersebut telah melewati standar mutu dan sertifikasi produk.
2. Promosi produk yang menarik Promosi produk Rinso
PT. Unilever Indonesia Tbk yang menarik yang dapat menarikminat
para konsumen.
3. Pilihan produk yang bervariasi
PT Unilever Indonesia Tbk menawarkan produk Rinso yang bervariasi Sehingga para
3. Pilihan produk yang bervariasi
PT Unilever Indonesia Tbk menawarkan produk Rinso yang bervariasi Sehingga para
pelanggan diberikan berbagai alternatif pilihan produk sesuai
dengan kebutuhan mereka.
Produk Rinso yang ditawarkan antara lain Rinso Anti Noda, Rinso Warna, Rinso Matic,
dan Rinso Excel, yang mempunyai kegunaan pada masing-masing variannya.
4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen pada keragaman dan lingkungan kerja
Produk Rinso yang ditawarkan antara lain Rinso Anti Noda, Rinso Warna, Rinso Matic,
dan Rinso Excel, yang mempunyai kegunaan pada masing-masing variannya.
4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik
PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen pada keragaman dan lingkungan kerja
yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan hormat dimana semua
memiliki rasa
tanggung jawab atas kinerja dan reputasi perusahaan. PT Unilever Indonesia Tbk
akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan atas dasar
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan.
5.Memiliki modal yang kuat PT. Unilever Indonesia Tbk melaksanakan kegiatan tentunya ditunjang oleh
Dana yang besar dari para pemegang saham dan pemilik modal.
tanggung jawab atas kinerja dan reputasi perusahaan. PT Unilever Indonesia Tbk
akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan atas dasar
kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan.
5.Memiliki modal yang kuat PT. Unilever Indonesia Tbk melaksanakan kegiatan tentunya ditunjang oleh
Dana yang besar dari para pemegang saham dan pemilik modal.
Faktor Weaknesses (Kelemahan) yang dimiliki oleh perusahaan adalah
:
1.Sering terjadi keterlambatan pengiriman barang di toko/storeSering terjadinya
keterlambatan pengiriman barang yaitu produk Rinso dari pihak PT Unilever Indonesia
Tbk kepada store atau toko yang mengorder pesanan barang karena jarak dan kondisi
yang tidak menentu.
2.Sering terjadi overstock barang (kelebihan persediaan)
Kurangnya kontrol pada permintaan dengan produksi barang sehingga menyebabkan
overstock di gudang PT Unilever Indonesia Tbk.
3.Harga produk yang relatif mahal dibanding kompetitor Harga produk Rinso umumnya
lebih mahal dari para pesaing maupun dari produk para pendatang baru.
4.Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi Pabrik yang memproduksi produk Rinso
hanya berada pada satu lokasi yaitu di Cikarang, Bekasi.
5.Sirkulasi keuangan yang sering terganggu Proses pembayaran
dari store atau toko sering mengalami keterlambatan.
keterlambatan pengiriman barang yaitu produk Rinso dari pihak PT Unilever Indonesia
Tbk kepada store atau toko yang mengorder pesanan barang karena jarak dan kondisi
yang tidak menentu.
2.Sering terjadi overstock barang (kelebihan persediaan)
Kurangnya kontrol pada permintaan dengan produksi barang sehingga menyebabkan
overstock di gudang PT Unilever Indonesia Tbk.
3.Harga produk yang relatif mahal dibanding kompetitor Harga produk Rinso umumnya
lebih mahal dari para pesaing maupun dari produk para pendatang baru.
4.Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi Pabrik yang memproduksi produk Rinso
hanya berada pada satu lokasi yaitu di Cikarang, Bekasi.
5.Sirkulasi keuangan yang sering terganggu Proses pembayaran
dari store atau toko sering mengalami keterlambatan.
Faktor Opportunities(Peluang) yang dimiliki oleh perusahaan adalah
:
1.Percepatan teknologi yang mendukung promosi
Perkembangan teknologi membuat perusahaan dapat bekerja lebih cepat
untuk melakukanpromosipada produknya.
2.Pangsa pasar yang luas
Negara Indonesia yang tentunya luas dan penduduk yang banyak merupakan
jangkauan pemasaran yang strategis untuk dijangkau perusahaan dalam kegiatannya
menguasai pangsa pasar.
3.Loyalitas masyarakat akan produk tinggi
Loyalitas masyarakat akan produk Rinso pada PT. Unilever Indonesia Tbk,
karena secara kualitas produknya baik.
4.Masyarakat sudah mengenal produk Rinso.
Bagi masyarakat di Indonesia mereka merupakan sesuatu yang dipertimbangkan
dalam membeli suatu produk dan citra merek PT Unilever Indonesia Tbk yaitu
pada produk Rinso yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat.
5.Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia.
Produk Rinso yang sudah dikenal luas tentunya memerlukan distribusi yang baik,
dan banyaknya distributor yang tersebar diseluruh Indonesia merupakan peluang
yang baik yang dimiliki perusahaan untuk lebih baik meningkatkan distribusi Produk Rinso.
Perkembangan teknologi membuat perusahaan dapat bekerja lebih cepat
untuk melakukanpromosipada produknya.
2.Pangsa pasar yang luas
Negara Indonesia yang tentunya luas dan penduduk yang banyak merupakan
jangkauan pemasaran yang strategis untuk dijangkau perusahaan dalam kegiatannya
menguasai pangsa pasar.
3.Loyalitas masyarakat akan produk tinggi
Loyalitas masyarakat akan produk Rinso pada PT. Unilever Indonesia Tbk,
karena secara kualitas produknya baik.
4.Masyarakat sudah mengenal produk Rinso.
Bagi masyarakat di Indonesia mereka merupakan sesuatu yang dipertimbangkan
dalam membeli suatu produk dan citra merek PT Unilever Indonesia Tbk yaitu
pada produk Rinso yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat.
5.Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia.
Produk Rinso yang sudah dikenal luas tentunya memerlukan distribusi yang baik,
dan banyaknya distributor yang tersebar diseluruh Indonesia merupakan peluang
yang baik yang dimiliki perusahaan untuk lebih baik meningkatkan distribusi Produk Rinso.
Faktor Threats (Ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan adalah :
1. Banyak pesaing baru dengan produk sejenis.
Banyaknya pesaing baru dengan produk sejenis yang bergelut didunia bisnis tentunya
akan membuat persaingan pasar yang semakin ketat.
2. Harga produk sejenis yang lebih murah. Harga produk sejenis dari produk
Rinso yang lebih murah dari produk Rinso merupakan ancaman karena harga
produk murah juga membuat persaingan semakin ketat
3. Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko. Percepatan pesaing dalam
memasok produk ke toko membuat produk selalu ada di pasar.
4. Promosi perusahaan pesaing yang besar-besaran Tingginya tingkat promosi yang dilakukan
perusahaan pesaing dengan tujuan menguasai pasar.
5. Birokrasi pemerintah tentang perluasan perusahaan.
Banyaknya pesaing baru dengan produk sejenis yang bergelut didunia bisnis tentunya
akan membuat persaingan pasar yang semakin ketat.
2. Harga produk sejenis yang lebih murah. Harga produk sejenis dari produk
Rinso yang lebih murah dari produk Rinso merupakan ancaman karena harga
produk murah juga membuat persaingan semakin ketat
3. Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko. Percepatan pesaing dalam
memasok produk ke toko membuat produk selalu ada di pasar.
4. Promosi perusahaan pesaing yang besar-besaran Tingginya tingkat promosi yang dilakukan
perusahaan pesaing dengan tujuan menguasai pasar.
5. Birokrasi pemerintah tentang perluasan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar