Ada sejumlah cara untuk
mengukur tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan. Yang sering digunakan
yaitu:
a. Kurva Lorenz
Menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan
nasional di kalangan-kalangan lapisan penduduk, secara kumulatif pula. Kurva
ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sisi tegaknya melambangkan
persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya mewakili
persentase kumulatif penduduk. Kurvanya sendiri “ditempatkan” pada diagonal
utama bujur sangkar tersebut.Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal
(semakin lurus) menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata.
Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal, maka ia mencerminkan
keadaan yang semakin buruk
b. Koefisien Gini
Adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1, menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin baik atau merata distribusi. Begitu pula untuk sebaliknya, semakin besar koefisiennya,
b. Koefisien Gini
Adalah suatu koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1, menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda semakin baik atau merata distribusi. Begitu pula untuk sebaliknya, semakin besar koefisiennya,
4. Temuan
Empiris
a. Distribusi Pendapatan
Distribusi
pendapatan. Badan Pusat Statistik menggunakan data Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS): data pengeluaran konsumsi sebagai proxy distribusi
pendapatan.
· Pertengahan
1997 pendapatan per kapita lebih dari 1000 dollar AS.
· Tahun
1965-1970: pertumbuhan ekonomi di Indonesia rata-rata 2,7% dan koefisien Gini
sebesar 0,35.
· Tahun
1971-1980: pertumbuhan ekonomi di Indonesia rata-rata 5,4% dan koefisien Gini
sebesar 0,3 ketidak merataan menurun.
· Tahun
1998″ koefisien Gini sebesar 0,32.
· Tahun
1999: koefisien Gini sebesar 0,33.
Bedasarkan
kondisi geografis, terdapat perbaikan distribusi pendapatan pedesaan
(0,26-0,31) dibandingkan di perkotaan (0,33). Perubahan pola distribusi
pendapatan di pedesaan Indonesia disebabkan oleh:
· Arus
tenaga kerja dari pedesaan ke perkotaan
· Struktur
pasar di pedesaan lebih sederhana dibandingkan di perkotaan, distorsii pasar di
pedesaan lebih kecil dibanding di perkotaan.
Dampak
positif proses pembangunan nasional
· Semakin
banyak kegiatan ekonomi di luar sektor pertanian di pedesaan
· Prokdutivitas
dan pendapatan riil tenaga kerja di sektor pertanian meningkat
· Potensi
sumber daya alam di pedesaan semakin baik di manfaatkan penduduk desa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar