Kemiskinan
di Indonesia, kemiskinan merupakan salah satu masalah besar. Terutama meliahat
kenyataan bahwa laju pengurangan jumlah orang miskin di tanah air berdasarkan
garis kemiskinan yang berlaku jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju
pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu sejak Pelita I hingga 1997 (sebelum
krisis eknomi). Berdasarkan fakta ini selalu muncul pertanyaan, apakah memang
laju pertymbuhan yang tingii dapat mengurangi tingkat kemiskinan atau
apakahmemang terdapat suatu korelasi negatif yang signifikan antara tingkat
pertumbuhan dan presentase jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan?.
Kalau dilihat data dari Asia dalam sstudinya
Dealolikar dkk. (2002), kelihatannya memang ada perbedaan dalam presentase
perubahan kemiskinan antara kelompok negara dengan leju pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan kelompoknegara dengan pertumbuhan yang rendah. Seperti China
selama tahun 1994-1996 pertumbuhan PDB riil rata-rata per tahun 10,5%, tingkat
penurunan kemiskinan per kapita selama periode tersebut sekitar 15,5%, yakni
dari 8,4% ke 6,0% dari jumlah populasinya. Sedangkan, misalnya Bangladesh dengan
pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun hanya 3,1% selama 1992-1996, tingkat
penurunan kemiskinannya per kapita hanya 2,5%. Ada sejumlah negara, termasuk
Indonesia, yang jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan bertambah
walaupun ekonominya tumbuh positif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar